Jamaah Haji 2025 Bergerak dari Muzdalifah ke Mina untuk Lempar Jumrah

Panoramic Banten. Usai bermalam di Muzdalifah, jutaan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia mulai bergerak menuju Mina pada dini hari untuk melaksanakan prosesi lempar jumrah, salah satu rangkaian inti ibadah haji. Prosesi ini dilakukan untuk mengenang perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam melawan godaan setan yang diabadikan dalam ritual melempar tiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah.
Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan jalur yang aman dan teratur menuju Mina. Petugas haji Indonesia pun sigap mendampingi para jamaah, memastikan kondisi fisik dan mental mereka dalam keadaan baik sebelum memulai pelemparan yang akan berlangsung selama tiga hari, dimulai dari 10 Zulhijjah hingga 12 atau 13 Zulhijjah.
Untuk menghindari kepadatan, otoritas haji menerapkan sistem pembagian waktu (timing) lempar jumrah. Jamaah dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan negara dan kloter, sehingga pelemparan dilakukan secara bergelombang.
Selain kesiapan spiritual, faktor keamanan menjadi perhatian utama. Jalur pejalan kaki diperluas, tenda-tenda di Mina dilengkapi pendingin udara, dan tim kesehatan siaga selama 24 jam untuk melayani jamaah yang membutuhkan pertolongan medis.
Hari-hari Tasyrik ini menjadi momen penuh keheningan dan refleksi bagi jamaah, sembari menyempurnakan ibadah haji dan berdoa agar menjadi haji mabrur.
Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia juga membagikan tips teknis lempar jumrah agar jamaah tetap aman. Di antaranya adalah membawa air minum sendiri, mengenakan alas kaki nyaman, serta menjaga kekompakan dalam kelompok agar tidak terpisah di tengah keramaian.
Momen puncak haji ini menjadi tonggak spiritual yang sangat mendalam. Lempar jumrah bukan hanya simbol perlawanan terhadap setan, tetapi juga perlawanan terhadap hawa nafsu, ego, dan segala bentuk godaan duniawi. Jamaah diharapkan pulang ke tanah air dengan semangat baru dan jiwa yang lebih bersih.