Panoramic Banten. Afghanistan kembali berduka setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6 mengguncang wilayah pegunungan pada akhir pekan ini. Getaran kuat yang berlangsung beberapa detik saja sudah cukup untuk merobohkan bangunan rapuh, meratakan rumah-rumah penduduk, serta menimbulkan kepanikan luar biasa di kalangan warga.
 
Laporan awal menyebutkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka. Banyak korban ditemukan tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk. Suasana haru menyelimuti setiap sudut kota terdampak, dengan keluarga yang menangis mencari sanak saudara mereka di tengah tumpukan puing dan debu.
 
Tim penyelamat bersama relawan lokal bergerak cepat meski terbatas oleh kondisi medan. Dengan peralatan seadanya, mereka berjuang mengevakuasi korban yang masih tertimbun. Proses pencarian diperberat oleh jalanan yang rusak parah, minimnya fasilitas medis, dan hujan yang mengguyur lokasi kejadian.
 
Gempa ini menambah catatan panjang bencana alam di Afghanistan, negara yang kerap dilanda guncangan seismik karena posisinya berada di pertemuan lempeng tektonik besar. Pemerintah setempat telah menyerukan bantuan darurat, sementara lembaga internasional mulai menyalurkan pertolongan berupa obat-obatan, makanan, dan tenda darurat bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
 
Bagi masyarakat Afghanistan, tragedi ini bukan sekadar bencana alam, tetapi juga ujian ketangguhan di tengah situasi sosial dan ekonomi yang sudah sulit. Harapan kini bertumpu pada solidaritas dunia untuk meringankan penderitaan mereka dan membantu membangun kembali kehidupan yang hancur akibat guncangan dahsyat ini.