Aplikasi Dimatikan Serentak: Jakarta Siap-siap Tanpa Ojol Sehari

Panoramic Banten. Gelombang aksi pengemudi ojek online (ojol) menggema di Jakarta pada Rabu, 17 September 2025. Asosiasi Garda Indonesia mengimbau warga mencari moda transportasi alternatif karena banyak pengemudi melakukan off bid alias mematikan aplikasi selama unjuk rasa ke Kemenhub, Istana, dan DPR. Imbauan itu disampaikan jelang aksi dan diulang pada hari-H oleh sejumlah media arus utama.
Konsekuensinya, pasokan layanan harian antar-jemput penumpang, kurir makanan, hingga logistik diperkirakan menurun tajam di jam sibuk. Warga pun diingatkan mengatur perjalanan dan mempertimbangkan MRT/LRT, Transjakarta, atau moda lain guna mengurangi kemacetan yang berpotensi menguat akibat penurunan armada ojol di jalan.
Di balik aksi, tuntutan driver antara lain penurunan potongan aplikator menjadi sekitar 10%, dorongan pembahasan RUU Transportasi Online, serta evaluasi menyeluruh kebijakan sektoral. Pernyataan serupa disuarakan para penggerak aksi yang mengonfirmasi rute demonstrasi dan rencana off bid massal.
Meski off bid digelar luas, tidak semua pengemudi menghentikan layanan. Sebagian driver memilih tetap beroperasi karena kebutuhan penghasilan harian, sehingga layanan masih tersedia tapi terbatas dan berpotensi lebih mahal/lebih lama karena tingginya permintaan.
Bagi pengguna, strategi aman hari itu: berangkat lebih awal, mengandalkan angkutan publik, atau berbagi kendaraan dengan rekan kerja. Pemerintah daerah dan operator angkutan massal juga didorong memantau kepadatan dan menambah frekuensi jika diperlukan agar aktivitas warga tetap bergerak meski ekosistem ride-hailing “diturunkan dayanya” untuk sehari