Panoramic Banten. Setiap 27 Oktober, Indonesia memperingati Hari Listrik Nasional, dan tahun ini menjadi momentum bersejarah ke-80 sejak sektor kelistrikan berdiri sebagai tulang punggung pembangunan negeri. Tema tahun ini, “Energi Bersih, Indonesia Terang”, menegaskan komitmen pemerintah dan PLN dalam menghadirkan listrik berkeadilan, berkelanjutan, dan ramah lingkungan di seluruh penjuru Tanah Air.

Perjalanan panjang kelistrikan nasional dimulai sejak 27 Oktober 1945, saat para pejuang merebut kembali pembangkit listrik dari tangan penjajah dan menyalakan semangat kemandirian energi. Sejak saat itu, listrik tidak hanya menjadi simbol kemerdekaan, tetapi juga penanda kemajuan ekonomi bangsa. Kini, di usia 80 tahun, sistem kelistrikan Indonesia telah menjangkau lebih dari 99% wilayah, dengan jaringan transmisi yang terus tumbuh dari Sabang hingga Merauke.

Direktur Utama PLN, dalam sambutannya di upacara peringatan nasional di Jakarta, menegaskan bahwa transformasi energi menjadi fokus utama. “Kita sedang memasuki era green transition. PLN berkomitmen menghadirkan listrik yang tidak hanya handal, tapi juga bersih — melalui energi surya, angin, air, hingga biomassa,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan swasta dan masyarakat menjadi kunci menuju Indonesia Net Zero Emission 2060.

Selain upacara resmi, PLN juga menggelar berbagai kegiatan sosial seperti pemasangan listrik gratis bagi rumah tangga tidak mampu, lomba inovasi energi untuk pelajar, serta pameran teknologi listrik masa depan. Acara ini mendapat sambutan hangat masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil yang baru menikmati penerangan stabil berkat program Listrik Desa.
 
Momentum 80 tahun ini bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat bahwa listrik adalah denyut nadi kehidupan modern. Dengan tantangan global perubahan iklim dan kebutuhan energi yang meningkat, Hari Listrik Nasional menjadi refleksi sekaligus ajakan: menjaga terang Indonesia bukan hanya dengan daya, tapi juga dengan kesadaran dan inovasi.